Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Utama Yang Ditekuni

c.Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut.

Tabel 04:Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut.

d.Pertambahan Pengurangan Penduduk.

Pertambahan penduduk desa Hameli  Ate sangat tinggi,  salah satu faktor penyebabnya adalah mayoritas warga yang menikah/berumah tangga tidak menjadi peserta dalam program Keluarga Berencana (KB) sehingga tingkat angka kelahiran  begitu tinggi  diperkirakan hanya 20 % s/d 30 % pertahun.

• Layanan Fasilitas Publik.

A.Kesehatan.

Tabel 05: Sarana dan Prasana Kesehatan di Desa Hameli Ate.

Petugas Puskesmas Pembantu (PUSTU) Desa  Hameli Ate dalam hal ini, bidan desa di Desa Hameli Ate, sampai dengan tahun 2022 ini belum ada.

B.Pendidikan.

B.1.Pendidikan Formal.

B.1.1 PAUD Di Desa Hameli Ate.

Desa Hameli Ate memiliki 3 PAUD yang terdiri dari PAUD Santa Tresia Gallu Kalogho,  PAUD Santo Benediktus Daha Dede, dan PAUD Sumber Kasih.

Tabel 06: PAUD Di Desa Hameli Ate

B.1.2.SD di Desa Hameli Ate.

Desa Hameli Ate memiliki 3 unit yaitu SD Negeri Hameli, SD  Parelel Manu Dede, dan SD Negeri Ikit.

Tabel 07: SD di Desa Hameli Ate

B.1.3. SMP di Desa Hameli Ate.

Di Desa Hameli Ate ada satu yaitu SMP Negeri 7 Kodi Utara.

Tabel 08: SMP di Desa Hameli Ate.

B.1.4.SMA/SMK di Desa Hameli Ate

Di Desa Hameli Ate ada 2 SMA/SMK.

Tabel 09: SMA di Desa Hameli Ate.

C.Sanitasi.

Terdapat tiga sumber air bersih yaitu sumur bor dari program PAMSIMAS dan bantuan gereja katolik, pada tahun 2019 dan 2021 dimanfaatkan oleh seluruh warga masyarakat dengan  Kondisi air layak konsumsi. Penyaluran air belum lancar kepada warga desa karena masih terbatasnya jaringan perpipaan yang menuju lokasi rumah warga. Kondisi saat ini, air hanya berpusat di titik pengoboran. Sumur di Gereja Katholik dusun III, baru 30 KK di Kampung Manu Bani dari total 297 KK dusun III, sehingga perlu ada program perluasan jaringan perpipaan untuk distribusi air ke rumah warga, sedangkan untuk sumur bor dari program PAMSIMAS yang berada di dusun IV Kampung Bilu, baru 20 KK dari 294 KK di dusun IV yang menggunakan fasilitas tersebut, karena masih perlu untuk melakukan konsilidasi dengan pemilik lahan untuk melakukan serah terima dengan pemerintah desa. Sumur Bor dusun IV Kampung Luku, sudah selesai dikerjakan tahun 2021, namun pemanfaatannya hanya dikuasi oleh pemilik lahan, dan sampai saat ini masih perlu untuk melakukan konsilidasi dengan pemilik lahan untuk melakukan serah terima dengan pemerintah desa.

• Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat.

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat lebih menjelaskan dan fokus pada mata pencaharian dan penghidupan pasyarakat, seperti diuraikan di bawah ini.

Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan pangan khususnya beras masyarakat desa Hameli Ate sangat bergantung pada hasil tanama pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman perkebunan terutama jambu mente. Kegiatan ini usaha pertanian dilakukan pada musim hujan dan hasil panen biasanya di konsumsi atau dijual di dalam desa atau di luar desa, tarif harga beras padi gogo sekitar Rp 15.000/Kg, jenis padi lain Rp. 12.000/Kg, Jagung  sekitar Rp 4.000 s/d Rp. 4.500 per Kilogram, biji  jambu mente sekitar Rp 15.000 s/d Rp. 20.000 per Kilogram, Kelapa perbuah Rp 3.000, pisang marmi Rp 100.000 s/d Rp 150.000 pertandan.

Ada beberapa jenis sumber pangan dari kebun warga warga yaitu.

1. Sayur-sayuran seperti sayur sawi, daun singkong, daun dan bunga pepaya.
2. Ubi-ubian seperti tanaman singkong atau ubi kayu, ubi jalar, keladi,
3. Padi ladang atau padi gogo.
4. Jagung lokal atau jagung hybrid.
5. Kacang-kacangan.

Kaum perempuan khususnya ibu-ibu berperan besar dalam penyediaan pangan bagi keluarga sekaligus pengelola bagi keuangan keluarga. Mereka berkebun di sekitar rumah maupun di ladang untuk membantu penyediaan pangan berupa sayuran. Selain itu kaum ibu juga berusaha mencari nafkah keluarga demi membantu meringankan beban hidup  keluarga, tentunya setelah pekerjaan. rumah tangga selesai dikerjakan.

• Sumber Uang (Cash)

Komoditi pertanian yang diusahakan untuk memperoleh uang sangat terbatas, dikarenakan masih kurangnya kemampuan mengelola alam dan penganekaragaman tanaman pangan di kebun petani. Saat ini hasil pertanian yang bisa menghasilkan uang adalah komodity jambu mente, jagung, kacang-kacangan, dan padi ladang. Dan sepertinya pengelolaan lahan masih bersifat subsisten (hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan sisa hasil baru dijual).

Berikut ini adalah sumber mata pencaharian lain penduduk desa Hameli Ate yang tergolong non pertanian yang menopang hidup mereka. Secara umum pekerjaan/mata pencaharian yang ditekuni adalah sebagai berikut :

1. Pedagang kecil (Kios)
2. PNS (guru dan tenaga kesehatan)
3. Buruh lepas setelah musim tanam.

2.6.3.   Pola Konsumsi.

Dalam kurun lima tahun terakhir tidak banyak yang berubah dari pola konsumsi warga desa Hameli Ate, mereka biasa hidup dalam kesederhanaan dan keterbatasan. Salah satu  faktornya adalah dikarenakan perkembangan penduduk dari tahun ke tahun semakin tinggi serta keterbatasan pendapatan keluarga dari hasil pertanian yang sangat terbatas tidak cukup untuk kebutuhan dalam setahun,  ketidakadaan atau terbatasnya fasilitas listrik juga berakibat makin terbatasnya sumber pendapatan dari bidang usaha lain seperti usaha tenun, dan kerajinan tangan lainnya.

Kebutuhan pokok berupa pangan, pakaian semua diperoleh dari luar. Cara memperolehnya adalah dengan membeli dari para pedagang keliling yang datang ke kampung, atau membeli di saat mereka bepergian ke Ibu kota Sumba Barat Daya.

Hasil uang yang mereka dapatkan dari bekerja dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga.Rata-rata mereka tidak bisa menyisihkan sisa pendapatan untuk tabungan berupa uang di bank atau Kelompok Simpan Pinjam.  

Tabel 10: Pola Konsumsi Masyarakat Desa Hameli Ate Per Bulan.

Sumber Data Monografi Desa IPB tahuin 2022.